Posted by : Nezumi-KID
Jumat, 06 April 2012
Pada
zaman dahulu, hiduplah seorang nelayan yang bernama Urashima Taro. Taro
adalah seorang pemuda yang baik hati. Ia hidup bersama dengan ibunya
yang tua.
Pada
suatu hari, ia bertemu dengan anak-anak nakal yang ribut-ribut di
pantai. Ia melihat mereka menyodok-nyodok seekor anak penyu. Taro merasa
kasihan pada anak penyu itu, lalu mendekati gerombolan anak-anak itu.
“Jangan menyiksa makhluk hidup.”
Anak-anak
itu langsung berlarian ke sana-sini. Taro menaruh anak penyu itu ke
telapak tangannya perlahan-lahan, lalu melepaskannya ke laut.
Beberapa tahun telah berlalu. Ketika Taro sedang santai memancing, ada yang menarik tali kailnya.
“Eh? Oh, kamu!”
Ternyata yang menarik kailnya adalah seekor penyu yang besar—penyu yang ditolong Taro beberapa tahun yang lalu.
Penyu
itu berkata kepada Taro, “Tuan Taro, terima kasih banyak atas kebaikan
Anda waktu itu. Sebagai rasa terima kasih, saya akan membawa Anda ke
istana indah di dasar laut. Istana itu disebut Istana Ryugu, yaitu
Istana Raja Naga. Tempatnya sangati ndah, dikelilingi bunga-bunga laut.
Ayo, mari kita pergi.”
Penyu menaikkan Urashima Taro ke punggungnya, laluberenang ke dalam laut.
Ternyata
tempat di dalam laut itu adalah dunia yang sangatindah, seperti yang
selalu Taro bayangkan dalam mimpinyaTaman-taman batu karang ada di
mana-mana tampak berkilau-kilauan. Sambil hanyut dengan lembut di atas
punggung penyu, Taro merasa terkagum-kagum dengan pemandangan di
sekelilingnya, seolah ia sedang bermimpi.
Tampak
sebuah tangga mutiara yang bersinar-sinar dari celah gunung-gunung batu
karang. Seorang putri yang cantik turun dari tangga itu. Ia adalah
putri Ryugu, Putri Oto. Alangkah cantik putri itu! Kecantikan yang tak
ada kiranya di dunia ini.
Taro terhenyak.
Putri Oto berkata dengan suara indah dan merdu kepada Taro yang tercengang-cengang.
“Selamat datang Tuan Urashima Taro. Silakan beristirahat dengan santai.”
Putri Oto membuka kipas dengan cepat, lalu muncullah kumpulan ikan yang berwarna-warni. Mereka menari sambil mengelilingi Taro.
Mulailah
hari-hari yang menyenangkan di Istana Ryugu. Tarian ikan-ikan yang
indah, makanan yang sangat lezat, dan percakapan dengan Putri Oto yang
begitu menyenangkan. Bagi Taro, hari-hari itu seolah mimpi saja.
Namun, Taro mulai merasa cemas akan ibunya yang ditinggal di desanya.
“Tuan Taro, Anda ingin pulang ke rumah ya. Walaupun saya berharap Anda selalu ada di sini, apa boleh buat.”
Putri Oto melihat Taro yang kurang bersemangat, lalu berkata,
“Kalau
begitu, bawalah kotak perhiasan ini. Kalau Anda mengalami kesulitan
setelah pulang ke desa nanti, bukalah kotak perhiasan ini.”
Taro
naik punggung penyu lagi lalu pulang ke desa tempat ibunya telah
menunggu. Hati Taro sudah penuh dengan perasaan rindu akan desanya
setelah beberapa hari tak pulang. Setelah tiba di pantai, penyu segera
menyelam ke laut.
“Ibu, aku sudah pulang!”
Tetapi,
tidak ada yang menjawab. Bukan hanya rumahnya yang ia rindukan, tapi
juga sosok ibunya yang tidak tampak. Keadaan di sekitar rumah sudah
berubah. Orang-orang yang dikenalnya, rumah-rumah yang diketahuinya,
semuanya yang ia ingat tidak ada. Ke mana perginya semangatnya yang
tadi? Taro benar-benar kehilangan akal.
“Oh, ya! Kan ada kotak perhiasan! Kalau ini dibuka, mungkin aku jadi tahu sesuatu.”
Taro
membuka kotak perhiasan itu pelan-pelan. Dan… ajaib! Muncullah asap
putih dari dalam kotak itu. Taro yang tadinya pemuda berubah menjadi
kakek yang berjanggut putih dalam sekejap mata.
Ternyata
selama Taro melewatkan beberapa hari yang sangat menyenangkan di Istana
Ryugu, puluhan tahun telah berlalu di atas bumi. Taro hanya bisa
berdiri termenung-menung.